Jumat, 30 Mei 2014

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI DAN TEKHNIK MAKANAN IKAN


I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

       Dalam budidaya perairan, pekan memegang peranan penting dalam peningkatan produksi hasil budidaya. Dalam membuat pakan diperlukan menentukan jenis bahan baku yang akan dipakai dalam mendesain komposisi pakan, mengetahui teknik-teknik dasar pembuatan pakan dan bagaiman cara menguji kualitas pakan tersebut.

      Langkah utama dalam pembuatan pakan yaitu menyediakan bahan baku yang akan diformulasikan dengan dasar pertimbangan beberapa persyaratan. Persyaratan pemilihan bahan baku ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu persyaratan teknis dan persyaratan sosial ekonomis. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah : mempunyai nilai gizi tinggi dan tidak mengandung racun yang dilakukan dengan upaya uji proksimat dengan dasar penilaian secara fisik, biologi dan kimia. Sesuai dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan di alam, hal ini dapat meningkatkan selera makan dan daya cerna ikan. Seperti diketahui bahwa berdasarkan kebiasaan makannya jenis pakan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu herbivor, omnivor dan karnivor. Sedangkan persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah mudah diperoleh, mudah diolah, harganya relatif murah dan bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan saingan dalam pembuatan pakan ikan dengan ketersediaan bahan makanan pokok manusia.

            Pakan merupakan salah satu kebutuhan budidaya yang sangat fatal dan menentukan kesuksesan dalam usaha budidaya ikan. Namun dalam menentukan pakan yang akan diberikan pada ikan agar mengefisiensikan pertumbuhunanya adalah harus melihat kandungan nutrisi dari pakan tersebut. Kandungan nutrient pakan harus sesuai dengan kebutuhan ikan serta nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh ikan berdasarkan fungsi dari setiap nutrient itu sendiri. Kandungan nutrient terpenting bagi ikan yaitu protein dan lemak yang berfungsi untuk pertumbuhan dan energi. Jadi kita dapat meransang pertumbuhan ikan berdasarkan kandungan nutrient yang dibutuhkan oleh ikan.

 

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu :

1.         Untuk mengetahui cara persiapan bahan baku.

2.         Untuk mengetahui cara pengujian proksimat.

3.         Untuk mengetahui tehnik pembutan pakan.

4.         Untuk mengetahui teknik pengujian mutu pakan secara teknis.

5.         Untuk mengetahui teknik pengujian pakan melalui percobaan.

 

 


 

II TINJAUAN PUSTAKA

 

 

 

2.1  Bahan baku pakan

     Berdasarkan sumber bahan baku ikan dibagi menjadi 2 yaitu Bahan hewani adalah sumbar pakan yang berasal dari hewan. Bahan nabati adalah sumber pakan yang berasal dari tumbuhan. Kebanyakan sumber pakan yang berasal dari bahan nabati mengandung banayak karbohidrat sedangkan kandungan proteinnya rendah. Contoh dari pakan yang bersumber nabati adalah sebagai berikut :   Tepung trigu, tepung tapioka, tepung jagung, tepung kedelai, tepung sagu, tepung beras, dll. (Apriyantono. 2008) Sedangkan pada pakan yang bersumber dari hewani contohnya antara lain :Tepung darah, tepung ikan, tepung ikan rucah, tepung tulang, tepung kepala udang, tepung rebon dll (Wurganto,S. 2000)

 

2.2 Air, Lemak dan Abu

2.2.1 Air

Yang dimaksud air dalam analisis proksimat adalah semua cairan yang menguap pada pemanasan dalam beberapa waktu pada suhu 1050-1100C dengan tekanan udara bebas sampai sisa yang tidak menguap mempunyai bobot tetap. Penentuan kandungan kadar air dari suatu bahan sebetulnya bertujuan untuk menentukan kadar bahan kering dari bahan tersebut (Kamal, 1998).

Sampel makanan ditimbang dan diletakkan dalam cawan khusus dan dipanaskan dalam oven dengan suhu 1050C. Pemanasan berjalan hingga sampel tidak turun lagi beratnya. Setelah pemanasan tersebut sampel bahan pakan disebut sebagai sampel bahan kering dan penggunaanya dengan sampel disebut kadar air (Tillman et al., 1998).

 

2.2.2 Lemak

Menurut Crayonpedia (2011), pengukuran kadar lemak pakan ikan atau bahan baku yang akan digunakan untuk membuat pakan ikan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Soxhlet dan metode Weibull. Metode soxlet digunakan jika bahan baku pakan atau pakan ikan mengandung kadar lemak yang relatif tidak terlalu banyak, dan jika kadar lemak dalam bahan pakan atau pakan ikan cukup banyak maka bahan pakan dan pakan itu harus dilakukan hidrolisis terlebih dahulu dan metode yang digunakan adalah metode Weibull.

 

2.2.3 Abu

Dalam banyak referensi mengenai makanan ternak, jarang sekali abu atau bahan organik dibahas secara mendalam. Komponen abu pada analisis proksimat tidak memberikan nilai makanan yang penting karena abu tidak mengalami pembakaran sehingga tidak menghasilkan energi. Jumlah abu dalam bahan pakan hanya penting untuk menentukan perhitungan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Meskipun abu teridri dari komponen mineral, namun bervariasinya kombinasi unsur mineral dalam bahan pakan asal tanaman menyebabkan abu tidak dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan jumlah unsur mineral tertentu. Kadar abu suatu bahan pakan ditentukan dengan pembakaran bahan tersebut pada suhu tinggi (500–600 oC). Pada suhu tinggi bahan organik yang ada akan terbakar dan sisanya merupakan abu (Suparjo, 2008).

Menurut Darsudi (2008), penentuan kadar abu (metode pengabuan pada tanur). Alat yang dipergunakan dalam kegiatan ini dalah: tanur pengabuan, cawan porselen, nampan stainless, timbangan analitik, desikator dan lain – lain.

 

2.3 Pembuatan pakan

Pembuatan pakan ikan tidak mutlak harus disusun sesuai dengan ketentuan hasil perhitungan, tetapi komponen-komponennya tidak boleh menyimpang. Misalnya, jumlah dedak halus dapat dikurangi tetapi sebagai penggantinya ditambahkan tepung jagung. Setelah semua bahan ditentukan, langkah berikutnya adalah menimbang bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam wadah dan diaduk sampai rata kemudian tambahkan air secukupnya. Dikukus dalam panci alumunium sampai matang, kemudian dicetak dan dijemur (Djajasewaka, 1985).

 

2.4 Pengujian pakan
2.
4.1 Uji fisik

Uji coba pakan secara fisik bertujuan untuk mengetahui stabilitas pellet di dalam air (Water Stability Feed) yaitu daya tahan pakan buatan di dalam air. Selain itu uji fisik dapat dilakukan dengan melihat kehalusan dan kekerasan bahan baku pakan yang akan sangat berpengaruh terhadap kekompakan pakan di dalam air. Hal ini dapat dideteksi dengan daya tahan pakan buatan di dalam air. Dengan mengetahui daya tahan pakan buatan di dalam air akan sangat membantu para praktisi perikanan dalam memberikan pakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh ikan untuk mengejar pakan dikaitkan dengan lama waktu pakan itu bertahan di dalam air sebelum dimakan oleh ikan (Handajani, 2010).

 

2.4.2 Uji kimia

Uji secara kimia bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi pada pakan buatan yang telah dibuat pakan sesuai dengan formulasi pakan yang disusun. Uji coba ini sangat berguna bagi konsumen dan juga sebagai pengawasan mutu pakan yang diproduksi. Uji pakan secara kimia meliputi : uji kadar air, uji kadar protein, uji kadar lemak, kadar Serat kasar, dan kadar abu (Gusrina, 2008).

 

2.4.3 Uji biologi

Uji coba pakan secara biologis dilakukan untuk mengetahui beberapa parameter biologis yang sangat diperlukan untuk menilai apakah pakan ikan yang dibuat dapat memberikan dampak terhadap ikan yang mengkonsumsinya (Gusrina, 2008).


 

III Metode Praktikum

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum Nutrisi dan teknik makanan ikan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 November 2013 dengan acara persiapan bahan baku, hari Jum’at tanggal 15 November 2013 acara uji proksimat, hari Sabtu tanggal 16 November 2013 acara pembuatan pakan, dan hari Rabu tanggal 20 November 2013 acara pengujian mutu pakan, yang semuanya dilakukan di Laboratorium Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram.

3.2 Alat dan bahan

Tabel 1. Alat-alat praktikum. 

No.
Alat-Alat
Fungsi
1.
Panci
Untuk mengukus bahan baku
2.
Kompor
Untuk merebus bahan baku
3.
Mesin penggiling
Untuk menghaluskan bahan baku
4.
Timbangan
Sebagai alat timbang
5.
Wadah
Sebagai tempat menaruh bahan yang sudah di rebus
6.
Cawan porselen
Tempat menaruh sampel
7.
Oven
Tempat pemanasan dan pengeringan sampel
8.
Tanur
Sebagai alat pembakar elektrik, diset pada suhu 600 oC
9.
Penjepit
Sebagai alat penjepit sampel pada saat pengangkatan sampel
10.
Desikator
Sebagai tempat pendinginan sampel
11.
Labu ekstraksi
Menganalisa kadar lemak
12.
Soxhlet extractor
Untuk mengukur kadar air
13.
Baskom
Tempat pakan yang di olah
14.
  Mesin pencetak pellet
untuk mencetak pellet
15.
  Akuarium dan ember kecil
Sebagai tempat pengamatan kelayakan suatu pakan
16.
Stopwatch
Pengatur lama waktu pengamatan
17.
Saringan, tali rapia, dan batu
Untuk membuat uji coba anco.
18.
Aluminium  foil
Pengganti cawan porselen
19.
Kantong  saring/kain
Menyaring serbuk ikan saat uji lemak
20.
Gelas  ukur
Untuk mengukur jumlah air

 

Tabel 2. Bahan-bahan praktikum

No.
Bahan-Bahan
Fungsi
1.
Ikan runcah
Bahan baku
2.
Kedelai
Bahan baku
3.
Dedak
Bahan baku
4.
Jagung
Bahan baku
5.
Air
Media percobaan
6.
N-hexan
Bahan pelarut
7.
Vitamin mix
Pelengkap bahan baku
8.
Minyak ikan
Tambahan bahan pakan
9.
Tepung tapioca
Perekat pakan

 

3.3. Prosedur Praktikum

3.3.1. Penyiapan Bahan Baku

1. Pembuatan Tepung Ikan

a.       Ikan kecil dibersihkan dari kotoran yang akan dibuat tepung.

b.      Ikan dikukus selama 25 menit dan dibiarkan.

c.       Ikan yang telah matang dimasukkan dalam alat pengepres diperas untuk mengeluarkan air dan minyak.

d.      Ampas yang telah tersisa dalam saringan kemudian dikeringkan hingga kadar air sekitar 8% (± 3 hari), selama pengeringan diadakan pengadukan agar pengeringan dapat merata.

e.       Ikan yang sudah kering kemudian ditepungkan.

 

1.      Pembuatan Tepung Kedelai

a.       Kedelai dibersihkan dan direndam selama 30 menit.

b.      Kedelai dikukus selama 30 menit.

c.       Kedelai ditiriskan kemudian diperas untuk dihilangkan airnya.

d.      Kedelai dikeringkan.

e.       Kedelai yang telah kering kemudian ditepungkan.

 

2.      Pembuatan Tepung Jagung

a.       Jagung yang digunakan sudah dikeringkan

b.      Jadi bisa dilakukan lansung penepungan.

 

3.3.2. Analisa Proksimat

1. Analisa Proksimat : Kadar Air

a.       Kertas aluminium foil dioven pada suhu (110 0C) selama 1 jam lalu ditimbang, pemindahan jangan menggunakan tangan tapi menggunakan penjepit.

b.      Bahan/sampel dimasukkan ke dalam kertas aluminium sebanyak kurang lebih 1 gram

c.       Kemudian dimasukkan ke dalam oven 110 0C selama 1 jam

d.      Setelah itu, segera dipindahkan ke desikator untuk didinginkan selama 5 menit.

e.       Setelah dingin, kertas aluminium diangkat dari desikator lalu ditimbang dan hasil beratnya dicatat.

f.       Setelah selesai penimbangan, lalu dimasukkan ke dalam oven lagi selama 1 jam dan prosedur sebelumnya diulangi lagi sampai menghasilkan pengeringan yang maksimal, dan dalam mengangkat kertas aluminium harus menggunakan penjepit agar bahan tidak terkontaminasi.

g.      Terakhir, setiap kali penimbangan hasilnya di catat.

 

2. Analisa Proksimat : Kadar Lemak

a.       Ikan ditimbang 3,0513 gr

b.      Labu dioven selama 30 menit pada suhu 110oC, selanjutnya didiamkan di dalam desikator selama 5 menit

c.       Sampel dimasukkan dan dibungkus ke dalam soxhlet

d.      Ditambahkan N-hexan hingga batas atas selonsong

e.       Dipanaskan bagian bawah labu dengan hotplate ± 2 jam 18 menit

f.       Setelah cairan N-hexan telah dijernihkan, N-hexan dituang/dikeluarkan dan disisakan beberapa ml (sedikit)

g.      Dipanaskan kembali untuk mendapatkan lemak ikan hingga berwarna coklat pekat

h.      Dioven selama 30 menit

i.        Didinginkan dalam desikator selama 10 menit

j.        Ditimbang berat akhir

 

3.   Analisa Proksimat : Kadar Abu

a.       Dipanaskan cawan pada oven selama 1 jam pada suhu 1100C

b.      Didinginkan dalam desikator selama 5, setelah dingin ditimbang cawan tersebut dan dicatat beratnya.

c.       Dimasukkan bahan/sampel dengan berat 1 gram kedalam cawan porselen.

d.      Bahan yang berisi cawan tadi dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000C hingga mencapai berat konstan.

e.       Dinginkan cawan dalam desikator selama 5 menit, setelah dingin timbang cawan tersebut dan catat beratnya.

f.       Digunakan penjepit dalam mengangkat cawan.

 

 

 

3.3.3. Pembuatan Pakan

a.       Ditentukan kadar lemak, kadar air dan kadar abu  dari setiap bahan baku.

b.      Dilakukan perhitungan matematis untuk menentukan jumlah setiap bahan baku agar pakan yang terbentuk mencapai kadar nutrisi tertentu.

c.       Masing-masing bahan baku ditimbang dengan berat yang digunakan yaitu g/2 kg pakan.

d.      Dicampur bahan yang memiliki jumlah paling sedikit dan diaduk sampai rata, dan dicampurkan bahan yang lainnya hingga merata.

e.       Dimasukkan air sebanyak 900 ml/kg pakan.

f.       Pada saat pakan mau dicetak terlebih dahulu ditambahkan air lagi sebanyak 400 ml.

g.      Dimasukkan adonan kedalam mesin pencetak pellet.

h.      Pellet dikeringkan selama 3 hari.

 

3.3.4. Pengujian Mutu Pakan Secara Tekhnis

1. Pengamatan dengan indera penglihatan

a.       Diambil pakan sebanyak 100 gram secara acak dari wadah pakan kemudian disebarkan di atas kertas putih.

b.      Pakan  tersebut diamati dengan seksama kemudian dicatat hasilnya.

2. Pengujian dengan indera penciuman

a.       Diambil sejumlah pakan dan didekatkan pakan tersebut ke hidung dan dicatat hasilnya.

3.   Pengujian dengan indera pengecap

a.       Diambil sedikit pakan dan kemudian diletakkan di lidah untuk dikecap dan di rasa.

b.      Dicatat rasa pakan tersebut dan dicatat hasilnya pada lembar kerja.

4.   Pengujian daya apung dan laju tenggelam pakan

a.       Ditaruh beberapa pakan di atas permukaan air dan dilepaskan.

b.      Dibiarkan pakan hingga akhirnya jatuh ke dasar. Dicatat lama waktu pakan mengapung.

c.       Dihitung rata-rata lama waktu mengapung setiap butir pakan.

d.      Dicatat juga lama waktu pakan mulai pada saat tenggelam hingga mencapai dasar.

5.      Pengujian daya tahan pakan dalam air

a.       Dimasukkan 1 butir pakan dalam ember yang berisi air. Diaktifkan stopwatch sejak pertama kali pakan menyentuh air.

b.      Setiap 30 detik, diguncangkan gelas ukur dengan lembut beberapa kali.

c.       Catat pada menit keberapa pakan tersebut akan hancur.

d.      Ulangi beberapa kali dan hitunglah rata-ratanya.

6. Pengujian dengan anco

a.          Pakan dimasukkan dalam kolam yang berisi air dan ikan yang telah dipuasakan selama 1 hari.

b.         Diberikan 2 jenis pakan sebanyak 20 gram untuk 2 unit anco

c.          Diperhatikan pakan jenis mana yang paling cepat habis, dan dicatat lama waktu pakan habis.

 

3.3.5. Pengujian Pakan Melalui Percobaan

a.          Pada pengujian pakan melalui percobaan, kegiatan pengujian ini dilakukan melalu tanya jawab atau wawancara.

b.         Pada pengujian pakan ini menggunakan data simulasi.


 

IV Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil Praktikum

4.1.1. Hasil acara I ( penyiapan bahan baku) kelompok 2

a.    Tabel data berat bahan baku yang digunakan

No.
Bahan baku
Berat (kg)
1.
Ikan runcah
4 kg
2.
Kedelai
1 kg
3.
Jagung
1 kg
4.
Dedak
2 kg

 

4.1.2. Hasil Acara II analisa proksimat (data pengukuran kadar air, kadar abu, dan kadar lemak)

a.    Tabel data pengukuran kadar air kelompok 2

No
Berat cawan awal (g)
Berat sampel (g)
Berat cawan akhir I (g)
Berat cawan akhir II (g)
Berat cawan akhir III (g)
Perhitu-ngan (% kadar air)
I
Perhitu-ngan (% kadar air)
II
Perhitu-ngan (% kadar air)
III
1
0,2390
0,8206
1,0222
1,0202
1,0255
4,5576
4,8013
4,1554
2
0,2745
0,7566
0,9962
0,9948
0,9991
4,6127
4,7977
4,2294

 

v Analisis data pengukuran kadar air

Kadar air (%) = B – (C-A)X 100%

                                  B

 

Keterangan =  A = Berat cawan awal (g)

 B = Berat sampel (g)

C  = Berat cawan akhir (g)

Hitungan = a. Kadar air (%) I = B – (C-A)X 100%

                                                          B

 

= 0,8206 – (1,0222-0,2390) X 100%

0,8206

= 0,8206 – 0,7832  X 100%

0,8206

 

= 4,5576 %

 

Kadar air (%) II = B – (C-A)X 100%

                                                           B

 

      = 0,8206 – (1,0202-0,2390) X 100%

0,8206

= 0,8206 – 0,7812  X 100%

0,8206

 

= 4,8013 %

 

Kadar air (%) III = B – (C-A)X 100%

                                                             B

 

      = 0,8206 – (1,0255-0,2390) X 100%

0,8206

= 0,8206 – 0,7865 X 100%

0,8206

 

= 4,1554 %

 

b. Kadar air (%) I = B – (C-A)X 100%

                                       B

 

= 0,7566 – (0,9962-0,2745) X 100%

0,7566

= 0,7566 – 0,7217  X 100%

0,7566

 

= 4,6127 %

Kadar air (%) II = B – (C-A)X 100%

                                    B

 

= 0,7566 – (0,9948-0,2745) X 100%

0,7566

= 0,7566 – 0,7203 X 100%

0,7566

 

= 4,7977 %

Kadar air (%) III = B – (C-A)X 100%

                                     B

 

= 0,7566 – (0,9991-0,2745) X 100%

0,7566

= 0,7566 – 0,7246 X 100%

0,7566

 

= 4,2294 %

 

b.    Tabel data pengukuran kadar abu kelompok 2

No.
Berat cawan awal (g)
Berat sampel (g)
Berat cawan akhir (g)
 Perhitungan
(% kadar abu)
1.
11,3361
0,9317
11,4334
10,4432

 

v Analisis data kadar abu

% Kadar abu = (C - A) X100%

B

Keterangan   = A = Berat cawan awal (g)

 B = Berat sampel (g)

 C = Berat cawan akhir (g)

 

Hitungan      = % Kadar abu = (C - A) X100%

B

 

= (11,4334 - 11,3361)X100%

0,9317

 

= 10,4432%

 

 

 

c.    Tabel data pengukuran kadar lemak kelompok 2

No.
Berat sampel (g)
Berat labu awal (g)
Berat labu akhir (g)
 Perhitungan
(% kadar lemak)
1.
3,0513
188,12
189,21
35,72

 

v Analisis data % kadar lemak

% kadar lemak = X2 –X1x100%

A

 

Keterangan =  A = Berat sampel (g)

X1 = Berat labu awal (g)

X2 = Berat labu akhir (g)

Hitungan = % kadar lemak = X2 –X1x100%

A

= 189,21 - 188,12X100%

3,0513

= 35,72%

 

 

4.1.3. Hasil Acara III (data pembuatan pakan) dalam 2 kg pakan

a.    Tabel berat bahan baku yang digunakan

No.
Bahan baku yang digunakan
Beratbahan baku yang digunakan (g/kg pakan)
Berattotal bahan baku (g)
 
1.
Vitamin mix
15
30
2.
Minyak ikan
15
30
3.
Dedak
220
440
4.
Tepung ikan
320
640
5.
Tepung kedelai
380
760
6.
Tepung tapioca
50
100
7.
Air
65 ml/kg pakan
130 

 

4.1.4. Hasil Acara IV (data pengujian pakan secara teknis)

a.    Tabel hasil pengamatan dengan indera penglihatan

No.
Uraian
Hasil pengamatan
1.
Ada tidaknya benda lain dalam pakan
Tidak ada benda lain dalam pakan
2.
Tingkat kehalusan permukaan butiran pakan
Permukaan kurang halus
3.
Warna pakan
Warna merata
4.
Morfologi pakan
Pakan memiliki lubang di permukaannya

 

b.    Tabel hasil pengujian dengan indera penciuman

No.
Uraian
Hasil pengamatan
1.
Aroma
Memiliki aroma khas yang kuat
2.
Bau tengik
Tidak ada bau tengik

 

c.    Tabel hasil pengujian dengan indera pengecapan

No.
                     Uraian
Hasil pengamatan
1.
Rasa
Terasa gatal di lidah setelah di buang
2.
Butiran pakan
Terasa ada seperti pasirnya

 

d.   Tabel hasil pengujian dengan indera anco

No.
                     Uraian
Hasil pengamatan
1.
Pakan yang lebih cepat habis
 

 

e.    Tabel hasil pengujian dengan daya tahan pakan air

Uraian
Hasil Pengamatan Percobaan (menit)
1
2
3
4
Rata-rata
1.      Partikel pakan mulai terlepas
 
 
 
 
 
2.      Pakan sudah mulai hancur
 
 
 
 
 
3.      Pakan sudah tidak berbentuk
 
 
 
 
 

 

f.     Tabel hasil pengujian daya apung pakan dan kecepatan tenggelam

No.
Uraian
Hasil pengamatan percobaan
1
2
3
4
Rata-rata
1.
Lama waktu mengapung (detik)
 
1:50
 
03:31
 
1:09
 
04:38
 
2,7675
2.
Kecepatan tenggelam (cm/menit)
 
13:87
 
10:75
 
8:92
 
12:19
 
11,4325

 

Tingkat konversi pakan  x 100

=  x 100

=   x 100

= 0,8 x 100

= 80

 

Berat rata-rata awal ikan Nila = 10 g

Berat akhir rata-rata ikan = 30 g

Jumlah konsumsi pakan rata-rata = 25

Waktu pemeliharaan = 30 hari

Tidak ada ikan yang mati selama pemeliharaan

 

4.2. Pembahasan

Acara I persiapan bahan baku

Persiapan bahan baku merupakan langkah awal dalam membuat pakan. Bahan baku yang digunakan dalam prakikan ini yaitu ikan rucah seberat 4kg, jagung 1kg, kedelai 1kg dan dedak 2kg. Dari semua bahan baku yang dipakai dalam praktikum ini bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga ketersediaannya cukup baik untuk jangka panjang. Penggunaan bahan baku ikan untuk pembuatan pakan disebabkan nutrien dari ikan sangat baik untuk ikan itu sendiri, sedangkan bahan baku kedelai, jagung dan dedak merupakan bahan baku yang tinggi protein dan lemak agar mampu berkonsentrasi pada pertumbuhan ikan. Pertimbangan lain dalam memilih bahan baku tersebut dikarenakan faktor harga yang relatif murah.

 

Acara II uji proksimat

Dalam uji proksimat ada tiga unsur yang diukur dalam acara ini, yaitu mengukur kadar air, kadar abu dan kadar lemak.

a.       Pengukuran kadar air

Berdasarkan hasil pengamatan mengukur kadar air, ada 3 sampel dengan 2 kali ulangan dengan jarak satu jam perubahan kadar air dan hasilnya pun berubah – ubah tiap kali ulangan. Pengukuran kadar air dari bahan baku bertujauan agar dapat mengetahui kandungan nutrient dari bahan baku bersih. Perhitungan kadar air menggunakan rumus . Dari hasil perhitungan itu terdapat hasil rata-rata 4.5256 %, dengan begitu untuk menguji kandungan nutrient bersih dari bahan baku dapat ditentukan dengan dikurangi jumlah kadar air tersebut.

 

b.      Pengukuran kadar abu

Pengukuran kadar abu dilakukan dengan motode perhitungan menggunanakan rumus . Berdasarkan hasil pengamatan analisis kadar abu yaitu 10.4432 %  dengan menggunakan satu sampel dalam suhu 600°C. Kadar abu yang diperoleh dari pengamatan tersebut merupakan hasil akurat yang diperoleh dari analisis kadar abu karena menggunakan suhu 600°C yang sesuai dengan teori yang dituliskan oleh suparjo, 2008 pada jurnal yang berjudul analisis secara kimiawi. Namun untuk menentukan bahwa itu jumlah kadar abu yang ditoleransi pada pakan belum terdapat standar kadar abu tertentu pada jurnal yang diambil untuk tinjauan pustaka pada laporan ini, hanya saja disebutkan kadar abu terdiri dari komponen mineral akan tetapi tidak dipakai sebagai indeks untuk menentukan kandungan mineral suatu pakan.

 

c.       Pengukuran kadar lemak

Analisis kadar lemak dilakukan agar dapat mengetahui jumlah kadar lemak serta menentukan jumlah kadar lemak yang ingin diformulasikan terhadap pakan yang akan dibuat. Pengujian kadar lemak yang dilakukan dalam praktikum ini menggunakan sampel ikan seberat 3.0513 g yang dipanaskan pada suhu 110°C  selama ± 2 jam 18 menit yang dikonsentrasikan dengan cairan N-hexan yang telah dijernihkan. Perhitungan kadar lemak menggunakan rumus , sehingga terdapat hasil 35.72 % untuk kadar lemak dalam bahan baku. Hasil kadar lemak tersebut tergolong kadar lemak yang lumayan tinggi untuk dikonsumsi oleh ikan karena mendekati jumlah protein dari bahan bahan baku tersebut. Kandungan lemak bagi ikan digunakan sebagai sumber energi dan pertumbuhan cadangan setelah protein, akan tetapi lemak difokuskan untuk sumber energi dan protein sebagai pertumbuhannya.

 

Acara III Pembuatan Pakan

            Pembuatan pakan atau pencetakkan pakan berupa pellet dilakukan dengan menggunakan mesin pencetak pellet agar memiliki bentuk yang baik serta daya tahan pakan yang baik pula. Dalam proses pencetakkan pellet mengandung banyak kadar air agar mempermudah prosesnya. Namun setelah pellet semua tercetak, agar menggunakan berat kering lagi maka pellet itu akan dikeringkan lagi sampai kadar air itu benar – benar berkurang. Untuk mengetahui berat kering dari pellet tersebut dilakukannya penimbangan ulang beberapa sampel pakan itu lagi, akan tetapi data berat kering harus ada agar bisa menghitung berat kering bersih dari pakan itu sendiri.

 

Acara IV Pengujian pakan

            Pengujian pakan ini terdiri dari enam penilaian dasar yaitu dengan melihat secara visual, mencium aroma, merasai dengan lidah, anco, daya tahan pakan dalam air dan kecepatan tenggelam dari pakan yang kita buat. Dalam menguji secara visual yang dilihat yaitu mengamati apakah dari pakan tersebut terdapat beberapa benda asing maupun bentuk pakan yang berbeda dari bahan baku. Berdasarkan hasil pengamatan pakan yang dibuat dalam praktikum ini sangat baik karena warnanya merata, permukaan pakan tidak terlalu halus dan memiliki lubang disekitar permukaan serta tidak terdapat warna lain diluar indikasi bahan baku. Pengujian dengan metode penciuman aroma pakan memiliki bau yang sangat khas dan tidak berbau tengik. Jenis pakan yang berbau khas sangat disukai oleh ikan karena ikan dalam mencari makanan lebih sering menggunakan sensor penciuman aroma ketimbang melihat pakan untuk dimakan. Dalam pengujian melalui rasa terdapat rasa gatal apabila dibuang seusai dikecap lidah dan terasa ada serat seperti berpasir. Hal ini disebabkan dari bahan baku yang terdiri dari beberapa bahan dan serat tersebut diperoleh dari kurang halusnya dalam penggilingan atau jenis bahan baku tertentu yang padat.


 

V KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

1.      Penentuan bahan baku merupakan faktor terpenting dalam pembuatan pakan agar mengandung nutrient tinggi.

2.      Dalam memilih bahan baku, diupayakan bukan merupakan makanan poko manusia agar tidak menjadi daya saing dalam ketersediaan bahan serta mengupayakan harga bahan yang relative murah.

3.      Dalam pembuatan pakan harus memakai berat kering, karena kadar air yang terkandung dalam bahan ataupun pakan bukan merupakan nutrient untuk ikan.

4.      Warna pakan setelah dicetak harus merata, sebab apabila warna pakan itu tidak merata maka pasti terdapat beberapa benda asing yang bukan dari bahan baku tersebut.


 

DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono. 2008. Tinjauan Produk Hewani dan Turunannya. Jakarta : Erlangga

Crayonpedia. 2011. Teknologi pakan buatan. http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6_TEKNOLOGI_PAKAN_BUATAN. diakses  pada tanggal 25 Desember 2013 pukul 21.16 WITA.

Darsudi. 2008. Analisis Kandungan Proksimat Bahan Baku dan Pakan Buatan/Pelet untuk Kepiting Bakau (Scylla paramamosain). Bul. Tek Lit. Akuakultur Vol. 7 No.1 Tahun 2008. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/71084145.pdf diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pukul 22.07 WITA.

Djajasewaka, H.. 1985. Makanan Ikan. Jakarta. Yasa Guna.

Djarijah, 1995. Pakan Ikan. Yogyakarta. Kanisius.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan untuk SMK. Pusat Perbukuan, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Handajani dan Widodo. 2010. Nutrisi Ikan. Malang. Universitas Muhamadiyah Malang Press.

Kamal, M. 1998. Nutrisi Ternak I. Yogyakarta. Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM.

Suparjo. 2008. Analisis secara kimiawi. http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/4analisis-kimiawi.pdf diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pukul 20.26 WITA.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawiro Kusuma, dan S. Lebdosoekoekojo. 1998.

Wurganto,S. 2000.Kandungan Protein dalam serat kasar. Surabaya. fakultaas kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.